Wednesday, May 22, 2013

Praktikum

PRINSIP-PRINSIP DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM 1. Fokus Pertanyaan Nyatakan dengan jelas sebagai pertanyaan yang benar Masalah apa yang ingin dijelaskan? 2. Dasar Nilai Mengapa anda menggunakan sumber tersebut untuk memecahkan masalah tersebut? 3. Dasar Teori Apa yang anda telah diketahui tentang permasalahan tersebut? 4. Konsep Dasar Konsep apa dari pengalaman sebelumnya yang telah anda miliki tentang masalah atau pokok persoalan? 5. Metode Dengan metode/ cara bagaimana anda dalam memecahkan masalah? • Menentukan hipotesis berdasarkan konsep dasar 6. Pelaksanaan Apa yang harus anda kerjakan untuk mendapatkan jawaban dari fokus pertanyaan? • Menentukan variabel • Menentukan perlakuan • Parameter • prosedur 7. Hasil pengamatan/ sifat data Data yang bagaimana yang harus dikumpulkan sehingga dapat menjawab permasalahan? • Membuat tabel pengamatan 8. Transformasi data Bagaimana anda menghasilkan suatu kesimpulan dari sejumlah data • Membuat grafik dari data hubungan lamanya pencahayaan dan kandungan karbohidrat • Membuat pola dari data • Membuat hubungan 9. Kesimpulan Penguatan pengetahuan; kesimpulan apa yang anda bangun dari data? 10. Evaluasi Bagaimana manfaat dari penguatan pengetahuan yang baru? • Apakah data yang dikumpulkan menerima atau menolak hipotesis yang anda buat Fotosintesis Menghasilkan Karbohidrat 1. Fokus Pertanyaan. • Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kandungan karbohidrat? • Apakah lamanya pencahayaan mempengaruhi kandungan karbohidrat? • Berapa lama pencahyaan yang perpengaruh terhadap kandungan karbohidrat secara maksimal? 2. Dasar Nilai Proses fotosintesis sangat penting bagi kehidupan baik secara individual maupun secara global. Daun merupakan organ utama pada tumbuhan yang melaksanakan proses fotosintesis. 3. Dasar Teori Cahaya CO2 + H2O  [CH2O]n + O 2 chlo Fotosentesis merupakan reaksi enzimatik yang dipengaruhi oleh suhu, intensitas cahaya, kadar CO2 di udara dan jenis tanaman. 4. Konsep Dasar Hasil fotosintesis pertamakali akan disimpan di daun yaitu pada jaringan mesofil. Jika pada daun terdapat karbohidrat maka setelah ditetesi oleh KI daun akan berwarna ungu kecoklatan. 5. Metode Hipotesis : semakin lama pencahayaan semakin banyak kandungan karbohidrat. 6. Pelaksanaan • Semakin gelap warna daun yang telah ditetesi oleh KI = semakin banyak kandungan karbohidrat. • Variabel terikat : kandungan karbohidrat Variabel bebas : lamanya pencahayaan Variabel kontrol : ukuran daun yang ditutup, umur daun, spesies tumbuhan yang digunakan, intensitas cahaya, mulai waktu penutupan daun. • Perlakuan : lamanya penutupan ; 2 jam, 4 jam, 8 jam, 10 jam, 12 jam. Dimulai dari jam 06.00. sd 18.00 7. Hasi Pengamatan Tabel. Pengamatan kandungan Karbohidrat Perlakuan Lamanya Penutupan Tingkatan Warna Gambar hasil pengamatan 2 jam 4 jam 6 jam dst.... Keterangan Tingkatan Warna + = coklat keunguan terang ++ = coklat keunguan +++ = coklat keunguan pekat 8. Transformasi Data • Jelaskan mengapa ukuran daun yang ditutup harus memiliki ukuran yang sama • Mengapa untuk membuktikan adanya karbohidrat menggunakan larutan KI • Mengapa daun yang mengandung karbohidrat apabila ditetesi oleh larutan KI berwarna ungu kecoklatan? • Buat grafik garis dari data yang anda dapatkan • Pola apa yang anda dapatkan dari data tersebut? • Bagaimana hubungan antara lamanya pencahayaan dan kandungan karbohidrat? 9. Kesimpulan Buatlah kesimpulan berdasarkan lamanya pencahayaan terhadap kandungan karbohidrat. 10. Evaluasi • Kesimpulan apa yang anda dapat buat berdasarkan data yang dikumpulkan? • Apakah kesimpulan yang anda buat menerima atau menolak hipotesis? • Apa yang terjadi apabila bumi mengalami kegelapan/ intensitas cahaya rendah? • Bagaimana hubungan antara proses fotosintesis dengan pemanasan global?

Monday, February 4, 2013

PERANAN WANITA DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN MANFAAT BIOPORI ATASI BANJIR DI PERKOTAAN A. PENDAHULUAN
Masyarakat sebagai salah satu pelaksana pembangunan pada level yang paling teknis atau berada pada peran implementasi seringkali menemui kendala dalam memahami kebijakan pembangunan yang telah tersusun. Hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan masyarakat yang disebabkan oleh terhambatnya proses sosialisasi kebijakan dari pihak pembuat kebijakan terhadap masyarakat pada level akar rumput. Akibatnya tujuan penyusunan kebijakan yang ingin mencapai suatu pembangunan yang berkelanjutan pun tidak dapat terwujud dan tercapai sesuai harapan. Sebagai suatu paradigma, pembangunan berkelanjutan mengedepankan keseimbangan antara aspek lingkungan, sosial dan ekonomi secara berkesinambungan. Ini ditujukan untuk mewujudkan kota berkelanjutan yang sampai saat ini belum dapat tercapai terutama disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai konsep pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Pada prinsipnya, pembangunan kota yang berkelanjutan dapat dilihat dari beberapa lingkup, antara lain yang menyangkut bentuk kota, lingkungan alamiah, transportasi, pengelolaan air, energi dan sampah, kebutuhan dan peran serta masyarakat serta skema pengambilan keputusan (Artiningsih, 2008). Melihat kenyataan tersebut, wanita sebagai pelaku yang cukup mendominasi urusan rumah tangga perlu dibina agar mampu berkontribusi hidup dalam upaya pengelolaan lingkungan. Banjir, sudah menjadi langganan kota Jakarta, termasuk kota-kota besar lainnya. Masalah pelik ini tak ayal membuat para korban banjir hanya bisa pasrah terhadap nasib mereka. Padahal, beberapa solusi telah ditawarkan berbagai pihak, mulai dari relokasi hingga reboisasi. Belakangan, muncul inovasi baru teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi banjir. Teknologi tersebut dikenal dengan Biopori. Teknologi ini mengunakan lubang resapan di dalam tanah untuk menampung air. Lubang-lubang tersebut terbentuk akibat berbagai akitivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang itu akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Konsep inilah yang kemudian dikembangkan dengan membuat lubang resapan sendiri. Teknologi ini otomatis membuat tempat resapan air semakin besar. Daya resapan air yang meningkat merupakan salah satu solusi mengatasi banjir. Selain itu, Lubang Resapan Biopori (LRB) dapat mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan). Dengan memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, cara ini bisa mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria. Ide cemerlang ini diciptakan oleh Kamir R. Brata, dosen ilmu tanah, air, dan konservasi lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Ide tersebut akhirnya menginspirasi beberapa pihak, termasuk institusi pendidikan untuk membuat LRB di sekitar lingkungannya. LRB bisa dibuat di beberapa tempat, misalnya sekeliling pohon, dasar saluran dan batas tanaman. Aplikasi ini memang cukup sederhana dan mudah dilakukan. Terlebih, di kota-kota besar, lubang resapan air semakin berkurang. Untuk itu, diperlukan lubang resapan yang dibuat sendiri, untuk menampung air yangmengalir. Hanya perlu kesadaran masyarakat tentang pencegahan banjir. Tidak harus dilakukan dengan cara yang rumit, teknologi ini cukup sederhana untuk diaplikasikan. Jika teknologi ini bisa diterapkan dengan baik dan merata, bukan tidak mungkin, debit air banjir bisa berkurang. Dan banjir bukan lagi mimpi buruk bagi warga Jakarta dan kota besar lainnya. B. MANFAAT BIOPORI Lubang Resapan Biopori, tepat guna, pelestarian air, banjir, kompos, sampah organik . Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut. Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah.Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah lubang resapan atau sumur resapan buatan manusia yang sekarang dikenal dengan lubang biopori. Biopori dapat dibuat di halaman depan, halaman belakang atau taman dari rumah. Lubang biopori sendiri umumnya dibuat dengan lebar kira-kira 30 cm, jarak antar lubang sekitar 50 cm-100 cm.Kita tidak akan sia-sia bila membuat biopori ini. Manfaat yang bisa didapat antara lain : Mencegah banjir. Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta. Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir. Tempat pembuangan sampah organic Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik dapat kita buang dlaam lubang biopori yang kita buat. Menyuburkan tanamanSampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya. Meningkatkan kualitas air tanahOrganisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.Banyak manfaat untuk lingkungan kita dengan adanya biopori, maka membuat biopori dapat menjadi salah satu pertimbangan kita agar lingkungan kita menjadi lebih baik. 1. Biopori, Cara Sederhana Atasi Banjir Setiap tahun, Kota Jakarta mendapat jatah banjir baik karena curah hujan yang tinggi atau kiriman dari daerah penyangga seperti Depok dan Bogor. Sebagai daerah hilir, semestinya menyiapkan dan menata Ibukota harus dipenuhi dengan daerah resapan air, sehingga dalam kondisi debit air meningkat bisa terserap. Kenyataannya, persoalan yang multikompleks akibat urbanisasi menyebabkan lahan di Jakarta hampir ditutupi oleh bangunan dan daerah kedap air, karena tertutup semen. Lahan-lahan yang semula menjadi penampungan air, kini diuruk menjadi perumahan elite. Alhasil, air tidak terserap, tetapi meluber dan menggenangi permukiman penduduk. Di tengah ketidakpastian menangani solusi karena belum kelarnya pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT), sedangkan ancaman banjir kian sulit diprediksi, seorang ilmuwan dari Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, Kamir R Brata menawarkan solusi alternatif meminimalkan dampak banjir dengan teknologi lubang serapan Biopori atau mulsa vertikal. Berbeda dengan penemuan padi Super toy dan Blue Energy yang sempat mencoreng citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akibat tidak diuji kebenarannya secara ilmiah, penemuan Kamir sudah melalui tahapan tersebut, sehingga sangat layak ditawarkan ke publik untuk diterapkan mulai dari ruang lingkup yang paling kecil dalam skala rumah tangga. Apalagi, teknologi yang ditawarkan sangat sederhana, tepat guna, mudah diterapkan, dan harganya sangat terjangkau, tetapi dampaknya luar biasa untuk menyelamatkan lingkungan khususnya menjaga ketersediaan air tanah dan meminimalkan dampak banjir. Teknologi ini pada prinsipnya menahan air hujan tidak langsung mengalir ke daerah yang lebih rendah, tetapi membiarkannya terserap ke dalam tanah melalui lubang resapan tersebut. Dinamakan teknologi biopori, karena mengandalkan jasa hewan-hewan tanah seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami dalam tanah, dengan bantuan sampah organik, sehingga air bisa terserap, sehingga memperbaiki struktur tanah.“Cara ini di samping membantu mengatasi masalah sampah perkotaan, juga diharapkan menjadi solusi mengatasi banjir yang selalu melanda Jakarta,” kata Kamir saat menyampaikan penemuannya itu beberapa waktu lalu. Di kawasan perumahan yang hampir semua lahannya kedap air, teknologi lubang serapan biopori ini diterapkan dengan membuat lubang di saluran air ataupun di areal yang sudah telanjur diperkeras dengan semen dengan alat bor. Selanjutnya, sampah organik berupa daun atau ranting kering serta sampah tumah tangga dimasukkan ke dalam lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 80 cm hingga maksimal satu meter. Sampah organik, berfungsi membantu kehidupan cacing tanah dan rayap yang nantinya akan membuat biopori. Di saluran air, lubang serapan ini bisa dibuat setiap satu meter dan di ujung saluran dibuat bendungan sehingga air tidak lagi mengalir ke hilir, namun diserap sebanyak-banyaknya ke dalam lubang. “Jangan khawatir sampah organik akan meluap, karena air akan begitu cepat terserap ke dalam lubang. Lubang yang diisi sampah juga tidak akan menimbulkan bau busuk, karena terjadi proses pembusukan secara organik,” katanya. Selain di lahan perumahan kedap air, teknologi ini juga bisa diterapkan di rumah-rumah yang memiliki lahan terbuka seperti di dekat pohon. Demikian juga di persawahan lahan miring, sebaiknya ditanami dengan padi gogo yang tidak membutuhkan banyak air. Selain menjaga ketersediaan air tanah, biopori juga menyelamatkan lingkungan dari kepungan sampah. Sampah-sampah rumah tangga yang selam ini langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS), dengan teknologi ini memaksa masyarakat mengurai dan memasukkan sampah organik ke lubang tersebut. 2. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam menerapkan teknologi ini sangat sederhana seperti bor tanah, cangkul, golok, palu, pahat, ember, gayung, bambu, pipa, dan sendok semen. Bor berfungsi untuk melubangi bidang tanah sekaligus mengangkat tanah hasil galian. Bor juga bisa digunakan untuk memasukkan kompos dalam lubang. Bor tanah terbuat dari besi yang didesain khusus. Di sepanjang bor ada alat ukur angka satuan sentimeter untuk mengetahui kedalaman lubang. Mata bor dibuat dari lempengan besi tipis yang dibuat oval meruncing pada bagian ujungnya. Dengan desain seperti ini, bor bisa menembus tanah yang keras sekalipun. Panjang bor sekitar 120 sentimeter. Sementara di bagian pangkal dibuat pegangan, sehingga memudahkan dalam penggunaan. Bor tanah bisa dibeli di toko dengan kisaran harga Rp 175.000 - Rp 250.000. Cangkul digunakan untuk membersihkan permukaan tanah. Pahat dan palu digunakan untuk membongkar lapisan semen pada permukaan tanah yang disemen. Bahan yang digunakan untuk membuat lubang berupa semen, pasir, batu hias, air, dan sampah organik. Semen dan pasir digunakan untuk memperhalus permukaan lubang. Batu hias atau pecahan keramik berfungsi sebagai pemanis. Air untuk melunakkan tanah dan sampah organik digunakan untuk pengisinya. Lubang resapan biopori (LRB) yang telah dibor selanjutnya pada sekeliling permukaan mulut lubangnya diberi semen agar kuat, lalu dimasukan potongan pipa PVC yang telah dibungkus koran pada lubang LRB sedalam 2 sentimeter. Lalu, sisipkan adukan semen dan pasir di sekeliling pipa. Bila penguat bibir lubang sudah mengeras, cabut pipa PVS dari tempatnya. Selanjutnya dorong kertas koran ke dalam lubang menggunakan jari tangan. Setelah lubang LRB siap, masukkan sampah organik ke dalam lubang sampai penuh. Untuk memasukkan sampah lebih dalam bisa menggunakan bambu untuk mendorong ke dalam lubang. Pengisian sampah jangan terlalu padat agar tidak mengurangi jumlah oksigen di dalam tanah. Agar tidak membahayakan, lubang ditutup dengan besi beton atau alat penutup lain yang bisa dilalui air dan kuat menahan beban jika terinjak. Dengan melihat uraian teknologi biopori yang mudah dan tepat guna, maka selayaknya pemerintah memberi apresiasi pada penemunya berupa penghargaan. Kendati demikian, penghargaan yang tidak ternilai jika pemerintah lebih gencar menyosialisasikan ke masyarakat. Alasan keterbatasan anggaran kurang tepat, karena terbukti proyek triliunan untuk membangun bendungan justru menuai banyak masalah, karena dugaan praktik-praktik kurang terpuji dalam pembebasan lahan. Pemerintah seharusnya lebih arif dengan mendorong hasil penemuan yang murah dan tepat guna, ketimbang mendorong proyek-proyek mercusuar yang sarat dengan dugaan penyalahgunaan uang negara. Teknologi biopori salah satu solusi alternatif terkesan masih diabaikan, karena biayanya murah. 3. Membuat Lubang Resapan Biopori Pada edisi yang lalu, dalam rubrik Persona, Majalah Air Minum memuat hasil wawancara dengan Kamir R. Brata, dosen IPB yang menggagas Lubang Resapan Biopori sebagai teknologi tepat guna untuk mengatasi banjir dan sampah, serta untuk memelihara kelestarian air bawah tanah. Berikut ini adalah petunjuk cara membuat lubang resapan biopori tersebut. Mengingat segala manfaatnya, tidak ada salahnya jika anda mencoba untuk membuat lubang resapan ini di rumah atau di kantor anda. Apa itu LRB? Lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori. Biopori adalah pori berbentuk liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. 4. Keunggulan dan Manfaat LRB LRB adalah teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk meningkatkan laju peresapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik ke dalam tanah. Manfaat LRB: • memelihara cadangan air tanah • mencegah terjadinya keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah • menghambat intrusi air laut, • mengubah sampah organik menjadi kompos • meningkatkan kesuburan tanah • menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah • mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah dsb. • mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan • mengurangi emisi gas rumah kaca (COZ dan metan) • mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan. Lokasi Pembuatan LRB LRB dapat dibuat di dasar saluran yang semula dibuat untuk membuang air hujan. Di dasar alur yang dibuat sekeliling batang pohon atau batas taman. Cara Pembuatan LRB Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antar lubang 50 sampai 100 cm. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm di sekeliling mulut lubang. Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyusut karena proses pelapukan. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang. Jumlah LRB yang Perlu Dibuat Sebagai contoh untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100): 180 = 28 lubang. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organik, berarti tiap lubang dapat diisi sampah organik dapur 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi sampah organik yang dihasilkan selama 56- 84 hari, di mana dalam kurun waktu tersebut lubang perlu diisi kembali. Biaya yang Diperlukan Pembuatan LRB akan dipermudah dengan alat bor tanah yang didesain disesuaikan untuk kegunaan peresapan air dengan pendekatan biopori. Alat bor LRB juga diperlukan untuk mempermudah pemanenan kompos yang terbentuk bersamaan dengan pemeliharaan LRB. Bila I lubang LRB dapat dibuat dalam waktu 10 menit, tiap rumah tangga perlu membuat 30 LRB, berarti akan selesai dalam waktu 300 menit (5 jam) berarti perlu 1 hari orang kerja (Rp 35 000,-). Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB sendiri (harga bor Rp 175.000 – Rp 200.000), maka diperlukan biaya (Rp 205 000 – Rp 235 000). Biaya tersebut akan dapat berkurang bila I bor tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang. Penemu Biopori Bapak Kamir S Brata C. PENGERTIAN LINGKUNGAN Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengertian ini secara umum mencakup lingkungan hidup alami, lingkungan hidup buatan, dan lingkungan hidup sosial. Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-kompo¬nennya baik fisik, biologis maupun berbagai proses alamiah yang menentukan kemampuan dan fungsi ekosistem dalam mendukung Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Unsur Hayati (Biotik) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. 2. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. 3. Unsur Fisik (Abiotik) Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain. D. KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Gelombang Tsunami Gelombang tsunami adalah arus gelombang laut yang sangat kuat kearah daratan yang terjadi setelah gempa yang diakibatkan oleh patahan lempeng batuan di dasar lautan. Gelombang tsunami pernah memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias yang terjadi pada akhir bulan Desember 2006. b. Gempa Bumi Gempa bumi merupakan getaran permukaan bumi yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanik atau terjadinya patahan lempeng batuan bumi. Gempa dahsyat pernah terjadi dan meratakan kawasan DIY dan padang. Hal ini merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya: 1) Berbagai bangunan roboh. 2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus. 3) Tanah longsor akibat guncangan. 4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul. 5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang). c. Letusan gunung berapi Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa: 1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan. 2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui. 3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui. 4) Gas yang mengandung racun. 5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain. d. Angin topan Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk: 1) Merobohkan bangunan. 2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan. 3) Membahayakan penerbangan. 4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal. 2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain: a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri. b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan. c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). b. Perburuan liar. c. Merusak hutan bakau. d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. e. Pembuangan sampah di sembarang tempat. f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS). g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas. E. PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP Pembangunan lingkungan hidup berarti peningkatan mutu dan fungsi lingkungan hidup agar setiap orang dan setiap generasi bangsa Indonesia memperoleh dukungan ling¬kungan hidup yang baik dan sehat. Lingkungan hidup mempunyai peran yang besar dalam kehidupan setiap orang, sebaliknya ke-giatan setiap orang atau sekelompok orang dapat mempengaruhi mutu dan fungsi lingkungan hidup. Yang penting dalam pem¬bangunan adalah agar lingkungan hidup memberi manfaat yang besar bagi kehidupan setiap orang, dan kegiatan setiap orang tidak menimbulkan kerusakan pada fungsi dan kemampuan lingkungan hidupnya. Pembangunan lingkungan hidup mencakup berbagai aspek pembangunan, baik ekonomi, teknologi, sosial maupun budaya, dan amat erat kaitannya dengan pembangunan berbagai sektor seperti industri, pertanian, kehutanan, pertambangan dan energi, perhubungan, pendidikan, kesehatan, pariwisata, perdagangan dan hubungan luar negeri, teknologi, dunia usaha, dan pembangunan daerah F. UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu: a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup. b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut: a. Menjamin pemerataan dan keadilan. b. Menghargai keanekaragaman hayati. c. Menggunakan pendekatan integratif. d. Menggunakan pandangan jangka panjang. Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya: a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. 1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain: a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah. b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya: 1) Menanggulangi kasus pencemaran. 2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3). 3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon. 2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain: a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan. b. Pelestarian udara Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain: 1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga. 2) Mengupayakan pengurangan emisi Emisi atau Gas sisa adalah gas yang merupakan sisa dari kegiatan aktivitas pembakaran baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik. 3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia Mengurangi pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer. c. Pelestarian hutan Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan diantaranya adalah: 1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. 2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. 3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. 4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan. 5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan. d. Pelestarian laut dan pantai Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara: 1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. 2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. 3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. 4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan. e. Pelestarian flora dan fauna Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah: 1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa. 2) Melarang kegiatan perburuan liar. 3) Menggalakkan kegiatan penghijauan. G. POTENSI KEBERADAAN WANITA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Tanpa disadari oleh banyak pihak dan kalangan, wanita berperan besar bagi terwujudnya pola konsumsi hijau atau berwawasan lingkungan, dengan memilih produk rumah tangga yang ramah lingkungan, melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik, upaya-upaya pengurangan timbunan sampah melalui pengomposan hingga pada upaya mendaur ulang sampah menjadi barang yang lebih bernilai. Berdasarkan fakta tersebut, menjadi suatu hal yang menarik untuk diketahui, bagaimana sekelompok masyarakat yang dalam hal ini digambarkan melalui peran serta wanita, dapat memampukan dirinya dalam menerapkan gaya hidup berwawasan lingkungan khususnya dalam pengelolaan sampah. Peran jender adalah peran yang merupakan basil konstruksi sosial, jadi hasil sosialisasi dan gembelajaran, yang telah secara jelas membagi dan mernbangun stereotip wanita dan stereotip pria dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga dan masyarakat. Jender juga merupakan hubungan struktural yang tidak seimbang antara pria dan wanita, yang menempatkan wanita pada kedudukan yang dianggap lebih rendah dan kurang penting, karena mereka tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Jender juga menempatkan pria dan wanita pada posisi yang dianggap pantas bagi masing-masing yaitu wanita dalam keluarga, pria dalam masyarakat. Dalam proses industrialisasi, stereotip yang menempatkan wanita pada posisi yang lebih rendah dan kurang penting karena tidak atau kurang ekonomis produktif ini dikukuhkan oleh peraturan perundang-undangan dan system produksi barang. Wanita pada umumnya dilihat dan diperlakukan sebagai obyek pembangunan. Selanjutnya dalam era perencanaan pembangunan, sejak berakhirnya Perang Dunia kedua sampai awal tahun tujuh puluhan, stereotip ini juga masih mendominasi kebijaksanaan pembangunan, walaupun persamaam hak pria wanita telah diakui dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hal ini juga berarti menyadari, menghayati dan mengakui bahwa kepentingan dan aspirasi serta peranan wanita dan pria dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga dan masyarakat tidak semua dan tidak selalu sama. Pola pikir yang berwawasan jender selalu memandang dan memperlakukan pria dan wanita sebagai dua makhluk yang mempunyai kedudukan, harkat dan martabat yang sama sebagai manusia, Sebagai manusia perbedaan mereka hanya terletak pada kodrat wanita sebagai pengemban sebagian terbesar dari fungsi reporoduksi dan pembinaan sumberdaya manusia yaitu haid, hamil, melahirkan dan menyusui anak dengan ASI. H. PERANAN WANITA DALAM PENGELOLAAN PROGRAM KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI KIPRAH PKK Pola pikir dan peran jender yang serasi, selaras dan seimbang ialah pola pikir yang memandang dan memperlakukan wanita dan pria sebagai warga negara, sumber insani dan kekuatan utama bagi pembangunan, serta memandang peningkatan kualitasnya dan kualitas hidupnya sebagai tujuan akhir pembangunan. Sejalan dengan ini, juga memandang, mengakui dan memperlakukan wanita dan pria sebagai manusia yang mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama pada semua bidang di semua tingkat kegiatan, termasuk di dalamnya keterlibatan dalam upaya pelestarian lingkungan. Selanjutnya juga mengakui bahwa kodrat wanita, yaitu haid, hamil, melahirkan dan menyusui anak dengan ASI adalah rakhmat Tuhan YME dan karenanya harus dihargai, dilindungi dan didukung oleh semua, pria wanita, tua muda, pemerintah dan masyarakat maupun oieh sistem hidup berkeluarga, bermasyarakatt, berbangsa dan bernegara. Secara kodrat wanita apabila di berdayakan akan merupakan suatu investasi dan akumulasi energy yang yang sangat dahsyat dalam upaya mensukseskan pelestarian lingkungan. Hal ini didasarkan pada: - kenyataan bahwa wanita saat ini memiliki jumlah yang paling banyak. - seorang wanita apabila dijadikan agen transformasi pelestari lingkungan hidup akan memiliki daya lenting yang lebih tinggi dibandingkan kaum lelaki. Hal ini karena wanita memiliki kesabaran, ketelatenan, kepedulian yang lebih tinggi. - seorang wanita berdasarkan kodratnya (berdasarkan suatu riset) dalam satu hari minimal “harus” berbicara 5000 kata. Hal ini menjadi bahan bakar dan energy yang sangat bagus dalam upaya mensosialisasikan program-program upaya pelestarian lingkungan. - seorang perempuan merupakan “actor” utama, minimal berperan sebagai pemutus terakhir “nasib” sampah rumah tangga. - wanita memiliki “institusi” resmi yang tersedia secara lengkap dan berjenjang melalui kegiatan PKK dan tingkat kader pada tiap blok/ RT dalam suatu desa atau kelurahan. Seorang perempuan melalui program PKK dapat berperan dalam upaya pelestarian lingkungan melalui kegiatan sebagai berikut:. 1. Meningkatkan perilaku hidup bersih dalam keluarga dan lingkungan a. Mengikuti penyuluhan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) yang terdiri dari 16 point : * Pemeriksaan kehamilan * Pertolongan persalinan * Keluarga berencana * Penimbangan balita * Kesehatan gigi dan mulut * Miras / Napza ( narkoba ) * Bebas asap rokok * Gizi * Air bersih * Jamban sehat * Sampah * Air limbah * Cuci tangan * Pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) * Dana sehat / JKM ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ) * Obat sederhana / TOGA b. Melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari 2. Memasyarakatkan pelestarian lingkungan hidup yang bersih dan sehat bagi keluarga dengan : a. Memelihara sumber air b. Menjaga kelestarian fungsi hutan, dengan menjaga kelestarian fungsi hutan sumber air akan terpelihara c. Memanfaatkan lahan tidur dan lahan kritis untuk ditanami tanaman yang bermanfaat d. Mengajak warga masyarakat yang lain untuk ikut melaksanakan kegiatan diatas Posisi wanita yang masih selalu dipinggirkan di sebagian besar belahan dunia mungkin sama dengan yang dialami oleh bumi kita. Perlakuan yang kurang baik terhadap wanita merupakan gambaran bahwa baik bumi maupun perempuan mendapatkan perlakuan yang kurang baik sehingga mengakibatkan kerusakan dan penindasan. Di bumi, pembangunan yang dijalankan cenderung tidak memerhatikan faktor keberlangsungan lingkungan hidup yang baik. Sebagai akibatnya, kerusakan lingkungan yang terjadi semakin parah. Meskipun mendapat perlakuan yang hampir sama, wanita harus diikutsertakan dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini perlu agar perempuan memahami betapa pentingnya lingkungan sehingga perempuan akan menjaga dan memelihara lingkungan. Dengan pemahaman tersebut, perempuan akan memunyai andil besar untuk menjaga, memelihara lingkungan dengan baik dan juga dapat menjaga kebersihan lingkungan dari lingkup yang paling kecil. Perempuan memiliki keterkaitan yang erat dengan lingkungan. Dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, mereka lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya alam. Dampak kerusakan lingkungan pun lebih sering dirasakan oleh perempuan. Contoh sederhana adalah ketersediaan air. Berkurangnya ketersediaan air lebih dirasakan kaum perempuan karena mereka merupakan pemakai air terbesar dalam rumah tangga. Apakah hal kongkrit yang dapat dilakukan perempuan untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan? 1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Secara aktif, perempuan dapat dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara memisahkan sampah rumah tangga berdasarkan jenisnya. Sampah dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu sampah organik dan nonorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan oleh alam (proses penguraiannya memerlukan waktu singkat). Contohnya adalah sisa makanan dan sayuran. Sampah nonorganik adalah sampah yang sulit teruraikan oleh alam (proses penguraiannya memerlukan waktu lama). Contoh sampah nonorganik adalah plastik. Penanganan yang paling sesuai bagi sampah nonorganik adalah daur ulang (recycle) dan pemakaian ulang (reuse) 2. Produk Rumah Tangga Ramah Lingkungan Perempuan memiliki peran dengan menentukan produk rumah tangga yang ramah lingkungan. Untuk memilih produk rumah tangga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, memilih produk pembersih yang menggunakan bahan aktif biodegradable. Bahan ini termasuk dalam kategori ramah lingkungan karena dapat terurai oleh pengolah limbah dan proses alamiah. Kedua, menghindari produk yang mengandung merkuri. Merkuri merupakan logam berbahaya yang sering ditambahkan dalam beberapa produk, seperti kosmetik, cat, dan baterai. Selain memilih produk rumah tangga ramah lingkungan, kepedulian perempuan dalam mengelola lingkungan juga dapat dilakukan dengan memilih alat-alat rumah tangga yang ramah lingkungan. Dalam memilih peralatan rumah tangga, utamakan untuk produk yang hemat energi. Sebaiknya, pilih juga alat pendingin (AC, kulkas) non-CFC karena bahan tersebut berpotensi merusak ozon. 3. Pendidikan Lingkungan Seorang perempuan atau ibu merupakan media edukasi pertama bagi anak-anak. Melalui ibu, pendidikan dan penyadaran mengenai kepedulian terhadap lingkungan dapat ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Dari penerapan pola pengelolaan sampah dan pemilihan produk yang ramah lingkungan yang dilakukan dalam sebuah keluarga, anak akan ikut terbiasa dalam menjaga lingkunganya. Dan jika nantinya kebiasaan dan kesadaran ini mengakar dalam diri anak-anak, maka pada masa depan akan terbentuk generasi yang peduli pada lingukungan. DAFTAR PUSTAKA Dini Arias Pitaloka (2009). PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang Dra. Syamlah Ahmad. 1993. PENINGKATAN PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA. Darmaga. IPB. Bogor. http://pkkmojosongo.blogspot.com http://pkk.tangerangkota.go.id http://nostalgia.tabloidnova.com http://intisari-online.com/read/penghargaan-bagi-52-wanita-mahadaya-indonesia http://wanita.sabda.org/perempuan_dan_lingkungan http://www.menlh.go.id/seminar-dharma-wanita-kementerian-lingkungan-hidup-dalam-memperingati-hari-lingkungan/ http://pkkdesakalitengah.blogspot.com/2010/04/10-program-pokok-pkk.html http://menegpp.go.id/V2/index.php/component/content/article/12-anak/410-ajar-kan-anak-menjaga-dan-melestarikan-lingkungan PERANAN WANITA DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN MANFAAT BIOPORI ATASI BANJIR DI PERKOTAAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biomanajemen dari dosen Pengampu : Prof. DR. Aseng Ramlan, M.Si. disusun oleh : K A S A N NIM : 2011-131-062 N A S P A N NIM : 2011-131-068 SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS KUNINGAN 2012 Jalan Cut Nyak Dien Cijoho Kuningan Telp. (0232) 878 702

Sunday, February 3, 2013

SEJARAH BIOLOGI

Sejarah biologi sendiri dimulai dengan ilmu yang mempelajari tentang hewan (zoologi) yang digagas oleh Aristoteles, salah satu penelitian paling awal dari dunia sains dan merupakan pencetus dalam sejarah ilmiah. Selagi para ahli Yunani Kuno lainnya, seperti Anaximander dan Theophrastes, memberikan kontribusinya terhadap sejarah biologi,  Aristoteles telah digelari "Bapak Biologi" berkat pemikiran zoologi Aristoteles, karena pendekatannya yang sistematis terkait masalah klasifikasi dan penerapan  fisiologi. Metode dan teori Aristoteles merupakan lompatan kuantum dalam pembentukan pemikiran mengenai pengetahuan manusia saat ini . Zoologi Aristoteles adalah sesuatu yang harus dipelajari bagi setiap ahli biologi modern, sebagai contoh atau dasar yang sempurna  mengenai bagaimana cara menyusun sebuah  pengetahuan yang didasarkan pada observasi yang cermat.

Zoologi Aristoteles dan klasifikasi spesiesnya merupakan kontribusi terbesar terhadap sejarah biologi, terutama idenya untuk mengklasifikasikan hewan ke dalam kelompok sesuai dengan perilaku mereka dan berdasarkan persamaan dan perbedaan antara fisiologi mereka. Dengan mengandalkan observasi atau pengamatan ia mampu mengkategorikan spesies-spesies hewan yang diamatinya itu. Meskipun cara ia mengklasifikasikannya terasa 'aneh' dan sulit untuk diterima bagi ahli zoologi modern saat ini, karena mengingat peralatan yang digunakannya terbatas tapi tak bisa dipungkiri bahwa pemikirannya untuk mengklasifikasikan spesies tersebut merupakan suatu akses terhadap penciptaan metode yang sistematis dan pendekatan empiris untuk memperoleh pengetahuan yang lebih terperinci.

Dalam bukunya 'History of Animals', ia mengamati fisiologi hewan dan membandingkan organ dan fungsi spesifik mereka. Dia mencatat bagaimana organ-organ yang sama bisa bervariasi pada hewan yang berbeda dan mendokumentasikan bagaimana organ-organ yang sama memiliki fungsi yang sama sekali berbeda. Dia pun mengaitkan hal ini dengan gaya hidup dan habitat dari spesies tersebut, dan organ-organ tersebut akan menjadi berbeda-beda karena menyesuaikan dengan lingkungannya, apakah hewan tersebut hidup di daratan, di udara atau perairan, dan apakah hewan bernafas dengan udara atau tidak.

Di antara hewan darat ada beberapa hewan yang memiliki paru-paru dan menghirup udara dengan cara yang sama sebagai manusia dan juga mengumpulkan makanan dengan cara yang sama. Paham Zoologi Aristoteles waktu itu mengatakan bahwa lebah dan serangga tidak menghirup udara, hal ini berdasarkan pengamatannya bahwa keduanya tidak memiliki paru-paru (ukurannya yang kecil); dan ternyata dalam hal ini dugaannya salah . Akan tetapi mengingat bahwa ia belum memiliki mikroskop waktu itu maka pendapat Aristoteles yang tidak tepat ini bisa dimaklumi.
 
Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang lahir dari Aristoteles itulah yang membuatnya dijuluki sebagai bapak biologi karena hal itulah yang menjadi dasar kemunculan ilmu biologi itu sendiri dan berkembang menjadi berbagai cabang biologi seperti ilmu Botani, taksonomi, Anatomi, Fisiologi, Mikrobiologi, embriologi, dan lain sebagainya.

Sumber: terjemahan dari http://www.experiment-resources.com/aristotles-zoology.html

Anatomi Rangka Manusia

Anatomi Rangka Manusia




Artikelbagus.com - Anatomi Rangka Manusia : Rangka manusia (vertebrata) dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: tengkorak, berfungsi melindungi otak; tulang badan, berfungsi menopang tubuh secara keseluruhan dan membentuk tubuh; tulang-tulang anggota, berfungsi menopang anggota gerak dan meletakkan otot ke tubuh. Secara garis besar, rangka dibagi menjadi rangka sumbu dan rangka tambahan. Rangka sumbu terdiri dari tengkorak dan tulang badan, yaitu tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Rangka tambahan terdiri dari tulang-tulang anggota tubuh. Berikut ini kita bahas organisasi rangka satu per satu.


a. Tengkorak
Tengkorak terbentuk dari tempurung kepala (kranium), tulang muka, dan rahang. Tulang tenggkorak tersusun dari 22 tulang yang dibagi dua kelompok sebagai berikut:


Tulang tempurung kepala = kranium
Kranium atau tempurung kepala mengelilingi dan menlindungi organ yang vital, yaitu otak. Sebelum lahir, tulang tempurung kepala terpisah-pisah dan terdiri atas 8 (delapan) bagian. Setelah lahir, bagian-bagian tulang ini belum menyatu tapi berlekatan dengan jaring serabut. Sambungan ini adalah hubungan yang tak dapat digerakkan.


Selama pertumbuhan menjadi dewasa, tulang-tulang ini menyatu membentuk tempurung kepala yang menjadi pelindung otak. Saraf dan pembuluh darah masuk dan keluar dari otak melalui lubang khusus, yaitu foramen magnum yang terletak di dasar tempurung otak menuju sumsum belakang.


Tulang muka dan rahang

Tulang-tulang muka terletak pada bagian muka kepala. Tulang ini terdiri dari 14 buah tulang yang menyusun bentuk khusu muka; diantaranya membentuk rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung, langit-langit, rahang atas dan rahang bawah, serta gigi.
Kecuali rahang bawah (mandibula), semua tulang-tulang muka bersatu dan tidak dapat digerakkan. Rahang bawah adalah tulang muka yang dapat digerakkan, sehingga menyebabkan mulut terbuka waktu mengunyah dan berbicara.


b. Tulang badan
Tulang badan terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian dada, bagian belakang, dan bagian panggul. Setiap bagian ini terdiri dari otot dan tulang yang melindungi rongga tubuh. Bagian dada terdiri dari ruas tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada. Bagian belakang hanya terdiri dari ruas tulang belakang. Bagian tulang panggul terdiri dari tulang pinggul, tulang belakang, dan tulang kemaluan.


Ruas tulang belakang
Ruas tulang belakang berada di tengah tubuh yang menopang seluruh tubuh dan melindungi organ-organ lunak di dalam rongga tubuh, menyokong tubuh, dan menjaga kestabilan tubuh. Terdapat 33 ruas tulang belakang yang membentuk tulang belakang dan melakukan gerakan yang berbeda sesuai letakknya, walaupun mempunyai bentuk dasar yang sama. Tiap ruas mempunyai lubang di tengah. Lubang-lubang ini berhubungan membentuk saluran “spinal”. Saluran ini melindungi sumsum tulang di sepanjang tulang tulang belakang. Selain itu, ada bagian-bagian ruas berbentuk duri/taju (tonjolan) yang memperkuat tulang. Jika diamati akan terlihat bahwa tulang belakang tidak lurus, ada bagian yang melengkung. Lengkung ini sangat penting untuk membantu tubuh dalam menjaga keseimbangan berat kepala, badan, dan anggota gerak. Struktur dari ruas tulang belakang bervariasi karena mempunyai tugas yang berbeda, yakni:
a. 7 ruas tulang leher
b. 12 ruas tulang punggung
c. 5 ruas tulang pinggang (lumbar)
d. 5 ruas tulang kelangkang/sakrum bersatu
e. 3-5 ruas tulang ekor/koksiks bersatu.


Tulang leher memiliki tonjolan yang kecil, sehingga tulang ini agak lentur (fleksibel) dan dapat digerakkan, misalnya untuk gerakan kepala.


Tulang punggung gerakannya kurang fleksibel karena adanya tonjolan dan bagian lain tempat melekatnya tulang rusuk. Tulang pinggang agak besar ukurannya. Tonjolan pada tulang ini juga agak besar sehingga kokoh dan sukar digerakkan.


Tulang kelangkang bersatu dan tak dapat digerakkan. Tulang ini menjadi bagian dari gelang panggul. Koksiks (tulang ekor) kecil ukurannya, terdiri atas 3-5 ruas vertebrata yang bersatu dan tak berfungsi; terdapat di ujung belakang.


Tulang rusuk dan tulang dada
Stuktur tulang rusuk tersusun dari:
1. 7 pasang rusuk sejati (kosta vera)
2. 3 pasang rusuk palsu (kosta spurla)
3. 2 pasang rusuk melayang (kosta fluktuatens)
Sedangakan struktur tulang dada tersusun dari bagian hulu (manubrium sterni), bagian badan (corpus sterni), dan taju pedang (proccesus xyphoigeus).


Tulang gelang
Terdapat dua macam tulang gelang pada vertebrata, yaitu:
1. gelang bahu yang terdiri dari tulang belikat (skapula) yang melekat pada tulang rusuk, dan tulang selangka (klavikula) yang melekat pada tulang dada.
2. gelang panggul yang terdiri dari tulang pinggul dan tulang kemaluan.


c. Tulang anggota tubuh
Menurut tempatnya, ada dua kelompok tulang anggota, yaitu tulang anggota depan dan tulang anggota belakang. Pada hewan, tulang anggota depan adalah tungkai depan, sedangkan tulang anggota belakang tungkai belakang. Tulang anggota melekat pada tubuh dengan bantuan rangka gelang. Perlekatan ini, untuk anggota depan, dilekatkan oleh pangkal lengan (humerus); sedangkan untuk anggota belakang dilekatkan oleh tulang paha (femur).


Dari siku, berpangkal dua tulang lengan bawah, yaitu tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Radius dapat digerakkan di atas ulna (gerak memutar). Pada anggota belakang setelah femur terdapat tulang tempurung lutut (patella), tulang betis (fibula), dan tulang kering (tibia).


Pada anggota depan, di bawah tulang hasta dan pengumpil derdapat tulang pangkal lengan (karpal), tulang tapak tangan (metakarpal), dan tulang jari tangan (falang). Pada anggota belakang, di bawah tulang betis dan tulang kering terdapat tulang pangkal kaki (tarsal), tulang tapak kaki (metatarsal), dan tulang jari kaki (falang).


Siku dan tangan
Siku merupakan alat yang sangat penting karena dapat melakukan banyak gerakan. Ini dimungkinkan pula oleh susunan tulang-tulang dan ototnya. Tulang pangkal tangan (karpal) memungkinkan terjadinya gerak rotasi.


Ada dua tipe otot yang menggerakkan tangan, sehingga dapat melipat dan melurus. Otot-otot ini tertata pada tulang lengan bawah bagian depan hingga ke jari-jari membentuk tendon yang panjang. Tendon adalah penghubung antara ujung otot dan tulang. Kamu dapat melihat dan merasakan otot-otot pada lengan bawah jika jari-jari digerakkan. Selain itu terdapat otot-otot kecil pada jari-jari yang menyebabkan gerakan jari-jari itu sendiri.


Kaki
Tungkai didisain untuk 2 fungsi utama:
1. untuk menopang berat tubuh.
2. mengatur gerak tubuh/berjalan.
Jika kaki hanya terdiri dari satu tulang yang kuat, maka dapat menopang berat tubuh, namun tidak ada fleksibilitas untuk gerakan berjalan. Untuk itu, kaki terdiri dari struktur tulang yang kecil untuk menarik otot dan tendon pada bagian muka; dan jari kaki, yaitu bagian untuk mengangkat dan meningkatkkan kekuatan gerak. Ada tiga lengkungan pada kaki; dua diantaranya melengkung di sepanjang kaki, dan yang satu melintang. Lengkungan-lengkungan
tulang dibentuk untuk beberapa kepentingan sebagai berikut:
1. membuat gerakan lengkung menjadi lebih stabil, karena pada dasar lengkungan tulang diikat ligamen. Ligamen adalah jaringan ikat yang kuat yang menghubungkan tulang dengan tulang.
2. untuk membantu gerakan mengangkat, karena dasar lengkungan dihubungkan oleh tendon.
Hubungan antar tulang (artikulasi)


Hubungan tulang adalah tempat satu atau lebih ujung tulang bertemu dan dapat mengakibatkan gerak atau tidak. Hubungan tulang yang memungkinkan pergerakan disebut persendian. Persendian ini disusun oleh beberapa bagian yang dapat memperkuat sendi dan mempermudah gerakan, yaitu ligamen, kapsul, cairan sinovial dan membran sinovial.


1. Ligamen
Ujung-ujung tulang diikat bersama dari luar oleh jaringan ikat yang disebut ligamen. Ligamen berfungsi seperti karet gelang yang kuat, mengikat kedua ujung tulang pada satu hubungan tulang, mencegah terkilirnya tulang (dislokasi), namun tetap memberi peluang untuk gerakan tulang.


2. Kapsul
Kapsul merupakan lapisan serabut yang menyelubungi sendi dan menghubungkannya bersama-sama. Di dalam kapsul, sendi membentuk rongga.


3. Membran sinovial dan cairan sinovial
Pada bagian kapsul terdapat selaput yang membatasi permukaan. Dalam selaput ini ada selapis membran tipis yang disebut membran sinovial yang dapat mensekresikan cairan yang disebut cairan sinovial. Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi tulang.


4. Tulang rawan hialin
Bagian ujung tulang pada hubungan sinovial ditutupi/dilapisi oleh lapisan tulang bawah hialin. Tulang rawan hialin ini bersama-sama dengan cairan sinovial melindungi bagian-bagian ujung tulang, sehingga dapat menghasilkan gerakan yang bebas. Berdasarkan dapat dan tidaknya digerakkan, hubungan tulang dibedakan atas diartrosis, amfiartrosis, dan sinartrosis.


1. Diartrosis
Gerak tubuh yang umum adalah gerak karena hubungan sinovial. Hampir semua hubungan tulang anggota badan adalah hubungan mungkin, walaupun memang ada sebagian hubungan ini yang arah geraknya tertentu saja.


Diartrosis memudahkan tulang untuk bergerak oleh karena adanya struktur seperti kapsul dan cairan sinovial, juga dimungkinkan oleh adanya bentuk-bentuk tertentu dari ujung-ujung tulang. Hubungan ini disebut persendian. Berdasarkan arah gerakannya, diartrosis dibedakan sebagai berikut:


a. Sendi peluru
Pada kedua ujung tulang terjadi bentuk yang berlawanan, ujung yang satu berbongkol, ujung yang lain berlekuk. Bentuk bongkol tadi seperti peluru, karena itu sendi ini disebut sendi peluru (endartrosis).


Bentuk dan ukuran bongkol harus sesuai dengan bentuk dan ukuran lekuk sendi pada ujung tulang yang lain. Bentuk demikian memungkinkan terjadinya gerakan lebih besar ke segala arah. Contohnya terdapat pada gelang bahu, tulang humerus dan gelang panggul, dan tulang femur.


b. Sendi engsel
Pada sendi engsel, ujung tulang yang berhubungan terdiri dari bongkol dan lekuk, tetapi lekuk tidak terlalu dalam. Selain itu bagian tertentu terdapat struktur penganjal, sehingga gerakan yang dilakukan terbatas satu arah. Contohnya pada siku atau lutut.


c. Sendi putar
Ada gerakan tertentu yang disebabkan oleh kedudukan tulang yang satu tehadap tulang yang lain, yaitu gerak rotasi (memutar). Contohnya antara tulang hasta dan pengumpil (gerakan spin); gerakan ini akibat adanya sendi putar.


d. Sendi pelana
Ujung tulang antara ibu jari tangan dan tulang telapak tangan membentuk pelana antara satu dengan yang lain; gerakan yang dilakukan adalah dua arah, ke depan dan ke belakang atau ke kiri dan ke kanan. Hubungan tulang ini disebut sendi pelana.


2.Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah hubungan tulang yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan. Amfiartrosis dihubungkan oleh kartilago. Contohnya adalah hubungan antara tulang belakang dan tulang iga.


3.Sinartrosis
Hubungan di kedua ujung tulang pada sinartrosis ini dipersatukan oleh serabut jaringan ikat. Kemudian hubungan oleh serabut ini mengalami osifikasi, sehingga persendian sinartrosis ini tidak dapat digerakkan. Contoh hubungan sinartrosis adalah pada tulang tengkorak.


Gangguan dan kelainan tulang
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya akibat infeksi, susunan tulang, defisiensi, dan kebiasaan yang buruk.


a. Gangguan infeksi
Gangguan tulang yang menimbulkan rasa sakit waktu digerakkan antara lain disebabkan oleh radang getah dalam sendi yang terbentuk oleh kerja kuman yang merusak selaput sendi. Keadaan ini disebut artritis eksudatif.


Gangguan lain adalah adanya bunyi ketika tulang digerakkan dan menimbulkan rasa nyeri. Penyebab gangguan ini adalah berkurangnya cairan (minyak) sinovial. Keadaan ini disebut artritis sika. Infeksi lain yang menimbulkan terbentuknya nanah pada sendi dan mengakibatkan kulit berwarna merah adalah infeksi gonorea. Biasanya penyakit ini menyerang lutut dan pangkal paha. Selain gonorea, sifilis dapat juga menyerang sendi. Akibat penyakit sendi yang kronis memungkinkan sendi tidak berfungsi dan tak dapat melakukan gerakan (kaku).


b. Kelainan tulang
Fungsi tulang untuk melaksanakan gerak akan terganggu jika terjadi kelainan, seperti selaput tulang rusak dan bergeser, selaput tulang sobek (memar), atau lepasnya ujung tulang dari sendi/urat sendi. Banyak kerusakan pada tulang oleh macam-macam sebab, diantaranya tulang patah (fraktura). Tulang patah disebabkan atas:
1. patah tulang tertutup; tulang patah sedangkan kulit tidak terbuka.
2. patah tulang terbuka; tulang patah hingga mencuat keluar dari kulit. patah tulang terbuka memudahkan terjadinya infeksi.


c. Nekrosa
Nekrosa dikenal sebagai penyakit matinya sel tulang. Di bagian luar tulang terdapat selaput tulang (periosteum) yang berfungsi dalam pertumbuhan tulang, terutama untuk suplai makanan. Jika periosteum rusak, suplai makanan terhenti, maka timbullah nekrosis. Selain itu, periosteum dapat mensuplai zat penyembuh untuk menyambung tulang patah yang tidak sampai lepas atau jika tulang hanya retak (fisura); peranan periosteum sangat penting untuk menyambungnya kembali.

d. Defisiensi
Kekurangan vitamin D sehingga mengakibatkan tulang kekurangan zat kalsium sehingga membengkok.  

e. Kebiasaan buruk
Banyak kelainan tulang akibat kebiasaan buruk yang tidak disadari, sehingga menyebabkan terganggunya gerakan. Kebiasaan buruk yang umumnya dilakukan saat tulang sedang berumbuh mengakibatkan kelainan pada posisi tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain:
* Keadaan tulang belakang melengkung ke depan (lordosis).
* Keadaan tulang belakang melengkung ke belakang (kiposis).
* Keadaan tulang belakang melengkung ke samping (skoliosis).

 
f. Layuh semu
Layuh semu disebabkan oleh rusaknya cakra epifise akibat infeksi sifilis pada anak sejak dalam kandungan. Kadaan rusaknya cakra epifise menyebabkan tulang tidak bertenaga atau menjadi layuh.